Arti Sebuah Kesuksesan

Avatar photo
Reading Time: 2 minutes

Prolog: Tidak ada dikotomi dalam sebuah kesuksesan!


Setujukah kamu bahwa kesuksesan adalah seseorang yang hidup berlimpah harta? Tidak sakit-sakitan? Lahir dari orang tua yang bermartabat? Punya anak yang jenius? Dan semua hal yang dalam pandangan manusia itu sifatnya indah dan ingin dimiliki? Kemungkinan besar kamu akan, “Setuju.” Tanpa penolakan. Akan tetapi jika kamu memaksa, “Tidak setuju” aku yakin kamu ingin melanjutkan kalimatmu dengan “kalau bukan aku yang mendapatkan.” Ya itu sama aja, hadeh :'(

Sebuah anomali*, bagi kita yang mengartikan sukses hanya dalam satu sudut pandang. Umumnya alasan seseorang ingin mendapatkan kesuksesan adalah karena mereka menganggap hanya dengan kesuksesan rasa ketenangan dan kedamaian akan menyelimuti. Kata kuncinya adalah tenang dan damai. Aku yakin kamu setuju dengan itu.

Maka seharusnya kesuksesan itu tidak ada dikotomi** dalam pemaknaannya.

Seseorang yang miskin harta pun dapat tenang dan damai karena tidak dituduh korupsi; yang sakit pun dapat tenang dan damai karena tidak perlu pusing dengan diberikan anak yang sholeh; yang lahir dari keluarga tidak bermartabat pun dapat tenang dan damai karena tidak perlu takut orang-orang kepo dengan kehidupan pribadi; dan lain sebagainya.

Pada akhirnya makna kesuksesan itu bisa hadir dalam dua sudut pandang.

Maka Islam hadir menyelesaikan keributan kita soal rasa damai dan tenang yang tidak terbelenggu oleh dua sudut pandang itu; ialah seseorang yang beramal sholeh dan amal tersebut dipersembahkan hanya kepada Allah Subhana Wa Ta’ala.

Akankah kamu tidak setuju dengan makna kesuksesan yang Islam tawarkan?


Epilog: Apakah makna sukses kita sama? Beramal sholeh yang melahirkan keimanan kepada Allah?

*anomali: penyimpangan.
**dikotomi: pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan.

#Day19 #CeritaRunnerLPC