Reading Time: < 1minuteProlog: Aku telah mati sebelum hari kematian tiba. “Hari ini mungkin belum tepat waktunya untuk aku selesaikan” Kamu berucap sambil mengambil perangkat pintar seiring dengan raga...
Reading Time: 2minutesProlog: Kedepannya pasti akan lebih mudah, dalam cerita kesunyian pasti akan lebih baik dari pada bersama bahagia tapi menyakiti di masa depan. Dunia yang ada di...
Reading Time: < 1minuteProlog: Tiada kekafiran bagi mereka yang ilmu-Nya telah pernah melekat di hati. Berbahagialah kita. Yang telah pernah menuntut Ilmu dan melaksanakan ibadah Islam, Iman dan Ihsan....
Reading Time: < 1minuteProlog: Bila bagimu cinta hanya terbukti oleh kata-kata, adalah aku yang tidak akan mengungkapkannya dengan sederhana. Sedari tadi, kamu memandangku dengan temaram. Aku yang telah sadar...
Reading Time: < 1minuteProlog: Semua pikiran liar itu, akankah menemukan jalan keluarnya? Jika telingamu hanya menampung kalimat-kalimat indah, maka mungkin esok tak akan tercapai. Sebab menolak kalimat-kalimat buruk bukahlah...
Reading Time: 2minutesProlog: Tidak ada dikotomi dalam sebuah kesuksesan! Setujukah kamu bahwa kesuksesan adalah seseorang yang hidup berlimpah harta? Tidak sakit-sakitan? Lahir dari orang tua yang bermartabat? Punya...
Reading Time: < 1minuteProlog: Setidaknya masih ada satu kalimat yang dapat bermanfaat untuk diriku sendiri. “Syaratnya harus berilmu!” tuturnya. Setidaknya ini sudah ketiga kalinya aku mendengar kalimat itu dia...
Reading Time: 2minutesProlog: Bilamana aku bisa mengirim surat untuk diriku di masa lalu, maka semua paragraf isi surat itu akan aku awali dengan kalimat “Terimakasih”. Teruntuk diriku 10 tahun...
Reading Time: 2minutesProlog: Jangan takut melihat mereka yang lagi-lagi mendapatkan kemenangan. Besok mungkin giliran kamu yang mencapainya. Biarlah usaha dan doa membersamai aliran waktumu. Cukup dirimu yang tahu jalannya....
Reading Time: < 1minuteTak pernah segembira ini aku menyambut mendung. Saat sepatu yang sudah kubungkus dengan plastik, celana yang sudah kugulung sampai lutut, sampai mantel hujan yang sudah terpasang...
Memperbaiki diri butuh kesungguhan dan totalitas. Ibnu Jauzi رحمه الله berkata, "Barang siapa yang ingin memperbaiki keadaannya, maka bersungguh-sungguhlah dalam memurnikan amalannya hanya untuk Allah ﷻ." (Shaidul Khaathir)