Reading Time: 2minutesProlog: Aku adalah masa lalu, kamu adalah masa kini, dan dia adalah masa depan. Bagaimana cara aku menjelasakan tentang semuanya. Yang aku adalah masa lalu, yang...
Reading Time: 2minutesProlog: Dihentakkannya bumi dan langit hanya untuk menegurku. Tiada yang lebih tabah, dari benci yang membenci. Tiap detik dibuatnya buntu dan menyempit pada pilihan-pilihan pikiran. Pintanya,...
Reading Time: 2minutesProlog: Bagaimana cara bayi dapat berbicara, jika ibunya menunda berbincang tentang dunia dan akhirat sampai waktu yang dirasa tepat? Mulailah dengan rasa kemauan! Tidak pada tempat...
Reading Time: 2minutesProlog: Dibilang berhasil, mungkin tidak. Dibilang gagal, mungkin iya. Entah bagaimana caraku untuk mendeskripsikan pikiran dan perasaan yang telah aku lalui pada hari-hari pekan ini. Rasa-rasanya,...
Reading Time: < 1minuteProlog: Apakah hanya nilai A yang membuatmu bahagia? Tiada yang lebih kejam, dari orasimu dijalanan. Tidak dengan auman singa hutan, dirimu menjelma lebih dari itu. “Berjuang...
Reading Time: < 1minuteProlog: Sombonglah di level yang berbeda. Tiada yang lebih sempurna, lebih berbudi pekerti, lebih ulet dalam bekerja, lebih kritis dari pada pengkritis, kecuali hanya kamu yang...
Reading Time: 3minutesEpilog: Kemajuan teknologi dalam mempermudah akses informasi, bagai dua sisi mata uang. Kemajuan peradaban dunia sekarang, kelahirannya sungguh bukan perjalanan yang singkat. Beberapa ilmuan yang dahulu dicap...
Reading Time: 2minutesEpilog: Setelah menjadi debu, angin membawaku dengan harapan agar tabah. Bagaimana perjalanan pekan ini, temanku? Lebih baik dari pekan kemarin atau malahan lebih buruk? Semoga hanya...
Reading Time: < 1minuteProlog: Siapakah gerangan yang membuat kepilu-piluan? Aku adalah pemegang kuasa pikiranku. Tiada yang bisa membuat tujuanku keliru dan yang mampu membinasakan visiku selain kehendak Tuhanku. Kamu...
Reading Time: < 1minuteProlog: Aku telah mati sebelum hari kematian tiba. “Hari ini mungkin belum tepat waktunya untuk aku selesaikan” Kamu berucap sambil mengambil perangkat pintar seiring dengan raga...
Memperbaiki diri butuh kesungguhan dan totalitas. Ibnu Jauzi رحمه الله berkata, "Barang siapa yang ingin memperbaiki keadaannya, maka bersungguh-sungguhlah dalam memurnikan amalannya hanya untuk Allah ﷻ." (Shaidul Khaathir)