Prolog: Sombonglah di level yang berbeda.
Tiada yang lebih sempurna, lebih berbudi pekerti, lebih ulet dalam bekerja, lebih kritis dari pada pengkritis, kecuali hanya kamu yang menghargai diri secara berlebihan.
Demikianlah kesombonganmu telah terukir pada lini masa dalam sejarah dunia.
Ketahuilah!
Bersabda Nabi Muhammad ﷺ yang artinya; “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (H. R. Muslim)
Di bumi yang telah tua ini, sungguh kamu bukan orang yang pertama dirasuki kesombongan, adalah Iblis yang memegang piala anugerah kesombongan.
Ketika Allah ﷻ menerangkan kepada Malaikat dan Iblis bahwa Manusia yang tercipta dari tanah merupakan ciptaanNya yang sempurna, Malaikat langsung tunduk kepada Adam, tapi Iblis menolak fakta tersebut. Baginya Adam yang tercipta dari tanah merupakan hal yang hina, berbeda dengannya yang tercipta dari api.
Maka lengkaplah kedua indikator kesombongan pada diri Iblis sebagaimana penjelasan Nabi Muhammad ﷺ.
Seringkali sombong itu melekat pada tiap kita tanpa kemauan dan kesadaran.
Pernahkah kamu berseloroh “Waduh, kajian bulan ini tentang larangan pacaran saat belum halal ya? Aku gak ikut deh, kalau aku gak tahu isi kajiannya maka aku gak akan dikenai tanggung jawab mengamalkan, kan?”
Atau berseloroh “Yaelah, jika begitu pun aku bisa. Baru menang sekali udah posting sana sini, songong amat”
Mungkin kontennya berbeda, tapi konsep selorohnya punya kesamaan.
Epilog: Tiada tempat perlindungan kecuali dalam naungan Allah ﷻ