Dapatkah Kopi Menenangkan Pikiran?

Avatar photo
Reading Time: 2 minutes

Prolog: Pikiran yang tidak bisa dikendalikan adalah musuh dalam selimut.


Dapatkah kamu “menikmati” rasa perih asam lambung dari menyeruput kopi? Aku termasuk orang yang kadang merasakan nyeri di lambung ketika menyeruput kopi. Tapi ini bukan hal yang menghentikan aku untuk menyeruput kopi, hingga pada akhirnya rasa perih itu menjadi “kenikmatan” dari seruput kopi itu.

Ngomongin rasa perih atau sakit, aku teringat dengan perkataan “kegagalan merupakan bagian dari kesuksesan”. Benarkah itu? Mari kita diskusikan.

Apakah sukses harus melalui fase gagal? Jawabanya bisa iya dan juga bisa tidak. Dalam arti kata “Kondisional”. Bukan merupakan hal yang mutlak benar.

Mereka yang ketika menjumpai kegagalan bukan berarti tidak dapat mencapai kesuksesan, ada beberapa poin yang kamu dapatkan bilamana kamu yang menjemput keseksesan menjumpai kegagalan, antara lain:

  1. Tidak lagi dihantui dengan rasa takut gagal: Buat kamu yang merasa takut gagal, kehadiran rasa takut itu mungkin karena kamu merasa tidak mampu bertahan atau bangkit dari kegagalan itu, tapi dengan telah pernah gagal maka rasa takut itu pasti berkurang karena sebelumnya sudah pernah kamu rasakan.
  2. Selanjutnya akan lebih berani: Keberanian hadir karena kamu yang berhasil bangkit dari fase gagal.
  3. Banyak hal ilmu baru yang kamu dapatkan: Dalam fase bangkit dari kegagalan, akhirnya kemalasan yang biasanya melekat erat perlahan mengendur karena kamu tahu bahwa tidak mungkin bisa bangkit. Tanpa ilmu tentu kamu tidak dapat memecahkan masalah yang menyebabkan kamu dalam fase gagal.

Demikian jika kamu berada di fase gagal. Adapun cara keluar dari fase ini beragam. Tapi aku sarankan, coba evaluasi diri dengan benar-benar jujur kepada Allah “Apa yang menjadi tujuan aku harus terus hidup di dunia?”

Perjalanan yang jauh, kamu bangun untuk bertarung, semua itu adalah baik untuk kamu yang merasa belum baik. Hanya mereka yang akan mencapai kesuksesan, yang belum merasa baik sehingga akan terus berusaha menjadi baik. -Nawirul Haqqi

Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak menjumpai kegagalan? Apakah kualitas mereka lebih baik dengan yang menjumpai kegagalan? Jawabannya antara lain:

  1. Tidak ada satu terbaik: Kedua tipe ini sama-sama baik. Yang menjumpai kegagalan harus bisa tetap tenang dan tidak perlu merasa terpuruk. Kamu harus bisa menerima dan segera cari jalan keluarnya. Dan yang tidak melewati fase ya ini harus paham betul bahwa suatu saat menjumpai gagal tidak perlu takut lagi. Ibarat kata, harus bisa mengambil pelajaran dari mereka yang melewati fase gagal.
  2. Jangan berbangga diri: Untuk kamu yang belum menjumpai kegagalan haruslah kamu menyiapkan diri untuk menghadapi fase gagal. Agar seandainya fase itu menghampiri, tidak menjadikan kamu takut berlebihan.
  3. Bersyukurlah: Karena hanya dengan syukur kamu bisa lebih kuat.

Demikian jika kamu belum pernah menjumpai kegagalan.


Epilog: Hidup tanpa kegagalan bukanlah hal yang menyeramkan. Kamu hanya perlu tahu ilmunya untuk menjalani fase itu.

#Day24 #30HariBercerita #CeritaRunnerLPC