Prolog: Bagaimana cara bayi dapat berbicara, jika ibunya menunda berbincang tentang dunia dan akhirat sampai waktu yang dirasa tepat?
Mulailah dengan rasa kemauan!
Tidak pada tempat tidur, bangunlah dan bersiaplah. Olahragalah dan berkeringatlah, darahmu akan beredar. Mandilah dengan air dingin, segarkan dirimu untuk kembali bersemangat.
Ketahuilah!
Kemauan akan hadir kepada mereka yang mengerti alasan dari setiap tindakan. Maka tiada mungkin bisa didapatkan dengan kebodohan dan kemalasan.
Sebenarnya, kebodohan itu hadir karena tidaktahuan, dan ini tidaklah buruk. Sikapilah sebagai pertanda bahwa diri perlu pengetahuan.
Tetapi, seringkali pikiran yang cemerlang, yang telah menyadari kebodohannya tidak bisa berubah karena tubuh yang malas.
Padahal, kemalasan itu bisa dia manfaatkan. Hanya orang malas yang akan mencari cara tercepat untuk menyelesaikan pekerjaan. Semakin cepat selesai, akan semakin banyak waktu luang yang bisa dia gunakan untuk kembali bermalas-malasan. Tapi, tentu sudut pandang lain dari nilai malas ini belum dapat dimaksimalkan oleh kebanyakan.
Setelah telah hadir rasa kemauan dan keingintahuan. Maka selanjutnya adalah melewati tebok “ketakutan”.
Jika banyak orang yang mengatakan jalan ini adalah jalan sulit, kenapa kamu tidak membuat jalan yang baru tanpa ada yang pernah tahu bagaimana kesulitannya?
Jika dia berargumen bahwa tetap saja jalan baru ini akan sulit, patahkan saja dengan kenyataan bahwa dia sendiri berhasil menarik banyak orang untuk mengikuti jalan yang sama denganya, bukan?
Selanjutnya akan aku berikan beberapa cara memberanikan diri untuk memulai:
Bertanyalah pada diri, kenapa kamu harus melakukan ini?
Kamu harus mengetahui tujuan mendasar dari setiap tindakan. Dengannya, tembok kebodohan telah kamu runtuhkan.
Bagaimana caraku menyelesaikan ini?
Ilmu terbaik adalah pengalaman. Maka belajarlah dari mereka yang telah pernah melakukan, baik gagal atau berhasil. Jika tidak ada satu orang pun yang pernah melakukan hal yang sama denganmu, maka lakukan “ilmu cocokoligi” dengan mencocok-cocokkan yang dinilai memiliki kesamaan. Tentu ini tidak mudah, kamu harus mempertajam daya nalarmu dengan memperbanyak membaca informasi dan biasakan menilainya.
Selanjutnya, pertanyakan apa yang akan membuat langkah-langkah gagal dan berhasil?
Apakah gagal karena lingkungan yang tidak mendukung? Atau Apakah sukses karena diri yang menerima yang telah ada dan memaksimalkan yang telah diberi? Mempertanyaan hal-hal seperti sungguh akan memberimu keyakin yang maksimal dari setiap tindakanmu.
Maka sekarang, jadikan ini informasi terakhir untuk hari ini. Dan Mulailah mengibarkan impian-impian, dan biarkan waktu yang memberimu jawaban tentang apa itu kesuksesan.
Epilog: Tindakan kecil, kesuksesan besar di masa depan!