Sehari Sebelum Bulan Desember Tiba

Avatar photo
Reading Time: 3 minutes

Selalu ada yang berbeda dari diriku sehari sebelum memasuki bulan Desember. Berat badan, beban pikiran, dan makan perasaan adalah benar tiga hal di dalamnya. Yang salah adalah masa lalu.

Alasannya bagiku sederhana, adalah ketidak mampuan ku memperbaiki perbuatan di lini masa itu. Kita selalu didewasakan waktu tanpa terkecuali, yaitu moral kita. Soal umur sudah pasti bergerak maju, namun tidak dengan yang satu ini.

Setelah membaca buku Manusia Indonesia karya Mochtar Lubis (walau buku itu dianggap sangat subjektif) yang usianya telah 51 tahun lamanya, menggelitik pikiran dan perasaan tentang bagaimana manusia Indonesia hari-hari ini. Akan tetapi, aku sedang tidak membicarakan Manusia Indonesia, pisahkan sebentar kata Indonesia menyisakan kata Manusia. Sebelum tahun 2023 berakhir, mari kita coba jawab, apa pengertian manusia dari sudut pandang pribadi? Semua saya serahkan kepada para membaca.

Yang mau bukunya berkabar yak!

11 (sebelas) bulan ini telah kita habiskan waktu untuk apa? Bagi kita yang menyusun daftar resolusi setiap awal tahun, akan cukup menyakitkan bahwa yang terlaksana tidak lebih dari setengah. Atau jangan-jangan tidak ada satu pun yang terwujud? Maha benarlah Allah Ta’ala pada ayat kedua surah Al-‘Asr … Sungguh, manusia berada dalam kerugian.

Berkenaan tentang waktu, saya sangat merekomendasikan kamu untuk membaca buku Kisah Para Ulama Terdahulu Mengelola Waktu karya Abdul Fattah Abu Ghuddah yang telah diterjemahkan oleh penerbit Gema Insani. Benarlah satu hal didalamnya, bahwa setiap helaan nafas yang berlalu pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah Ta’ala. Dewasa ini kesadaran manusia modern terhadap kualitas waktu makin terasa terabaikan. Aku bukan bicara tentang konten, yang membicarakan ilmu pengelolaan waktu sangatlah banyak, namun orang-orang yang mengamalkan ilmu pengelolaan waktu tidaklah banyak. Tentu ini sifatnya subjektif, akupun masuk ke dalam daftar itu. Aneh bin Ajaib tapi inilah kenyataannya.

Yang mau bukunya berkabar yak!

Benarlah apa yang disampaikan oleh Imam Syafi’i dalam mendefinisikan ilmu. Beliau berkata “Ilmu adalah yang bermanfaat dan bukan hanya dihafalkan” (Siyar A’lamin Nubala, 10: 89. Dikutip dalam rumaysho.com). Banyak dari kita yang tahu ilmunya, namun ilmu itu tidak merubah diri kita. Kita tahu sabar, namun masih sering berkaidah bahwa sabar ada batasnya, padahal tidak, sebagaimana Allah menyampaikan di akhir surah Ali Imran “…Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaran…”. Dalam istilah ilmu hukum ada yang namanya tipe orang yang tahu hukum, namun ia tahu juga celah hukumnya. Hari-hari ini cukup terasa di antara kita, bukan?

Banyak hal yang perlu kita evaluasi, bukan tentang apa yang telah kita lakukan di sebelas bulan lalu, terlalu jauh, pikirkan perjalanan yang telah kita habiskan dalam satu hari ini. Bagaimana kita menghabiskannya? Lebih dominan bermanfaat atau sia-sianya? Saya selalu suka mengingat kaidah kehidupan bahwa hiduplah hari ini dengan sebaik-baiknya.

Kita yang berpikir dapat menyelesaikan tilawah Al-Qur’an satu kali dalam satu bulan, nyatanya sudah sebelas kali kah kita khatamkan? Mari kita jawab masing-masing. Bagi yang gagal, mungkin kita bisa coba mengganti sudut pandang. Jadi begini, memikirkan membaca satu juz dalam satu hari mungkin terasa mudah, namun saat membayangkan harus membaca 20 (dua puluh) halaman, akhirnya menjadi terasa menyulitkan. Jangankan membaca satu halaman, satu ayatpun pada pada akhirnya tidak terbaca sama sekali.

Jika disandingkan dengan waktu, selambat-lambatnya butuh waktu satu jam untuk menghabiskan satu juz. Artinya, butuh tiga menit untuk membaca satu halaman. Setidaknya butuh 1 menit untuk membaca 5 baris, dan 20 detik untuk membaca satu baris. Lagi dan lagi, kita tidak dapat meluangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an. Padahal, kebaikan yang dijanjikan bukan pada setiap ayatnya, namun setiap huruf yang dibaca memberikan sepuluh kebaikan. Dan perlu kamu ketahui, ayat terpendek dalam Al-Qur’an adalah dua huruf. Sudah ada dua puluh kebaikan, namun siapa yang membacanya setiap hari? Tentunya membaca Al-Qur’an yang saya maksud adalah bacaan diluar ibadah sholat ya.

Dengan demikian, sehari sebelum bulan desember, setidaknya mampu memberikan kebaikan untuk kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Teruslah belajar, karena ini modal terbaik untuk menjadi baik.

Wallahu A’lam.