Tidak Tahu Ilmunya

Avatar photo
Reading Time: 2 minutes

“Kematian memisahkan kita dari dunia, tapi kehilangan waktu memisahkan kita dari Allah dan surga”.

-Nawirul Haqqi


Hari pertama kita hadir di dunia, kala itu menjadi kebahagian dua orang yang saling kasih. Setelah 9 bulan menanti, akhirnya dapat melihat sosok yang telah dikasihi sedari awal kabar bahagia itu hadir.

Kamu yang masih balita sangat membutuhkan kasih keduanya, apa-apa yang kamu butuhkan, semaksimal mungkin akan dipenuhi. Baginya, senyummu adalah bahagia dan tangismu adalah peneduh hatinya.

Banyak sekali yang ingin kamu tanyakan, dari nama benda ini dan itu, siapa nama orang-orang yang kamu temui, dan berapa jumlah bintang yang ada di langit. Dengan teduh orang tuamu memberi tahu sebisa yang mereka ketahui.

Tahukah kamu bahwa proses ini memang telah menjadi ketetapan-Nya?

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati Nurani, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl: 78)

Jadi, aku harap kamu mengerti bahwa pada dasarnya kamu memang tidak mengetahui apapun, hingga Allah lah yang memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu dapat bersyukur.

Pertanyaannya, kenapa agar dapat bersyukur? Adalah supaya kamu senantiasa merasa cukup. Kamu tahu kenapa banyak orang kaya yang terus mencari harta harta? Atau pejabat yang melakukan tindak korupsi? Semua itu karena tidak ada rasa cukup dalam hatinya.

Aku harap kamu dapat menerima hal ini dahulu, karena ini sangat penting, kamu harus menjemput ilmu yang ingin kamu ketahui. Kenapa menjemput? Karena orang yang menjemput itu ialah kamu yang telah tahu apa yang ingin di pelajari dan di cari. Sedangkan jika kamu masih mencari, berarti kamu belum mengetahui dengan apa yang akan kamu pelajari.

Terasa sangat memaksa ya? Tenang, aku hanya memberikan pilihan kalimat yang lebih positif dan memotivasi saja kok, hehehe.

Oke mari kita lanjutkan, kembali kepada judul bagian ini yaitu ‘tidak tahu ilmunya’. Keadaan ini memang telah menjadi ketetapan sebagaimana yang telah di jelaskan di awal. Perbuatan buruk yang kamu lakukan, bisa jadi karena memang kamu tidak tahu ilmunya saja. Begitu juga dengan kebaikan, karena kamu yang tidak tahu ilmunya, akhirnya menjadikan kamu kebingungan dalam beramal.

Misalnya, ketika kamu berzina, secara hukum sosial saja sudah pasti itu sangat keji. Kamu di campakkan, dicap kotor dan lain hal buruk yang tersematkan padamu. Meski itu dapat memberikanmu kesadaran, akan tetapi itu tidak dapat memberimu pengetahuan bahwa tindakan salahmu itu dapat diampuni. Seringkali orang-orang tersebut malahan putus asa dan membiarkan dirinya terjebak pada jurang dosa itu.

Adalah karena bukan kepada manusia, yang dapat memberi pembelajaran terbaik ialah Allah Subhana Wa Ta’ala. Semua pengetahuan adalah milik-Nya, lalu kamu?

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (QS. Al-Isra’: 85)