Bulan Rajab Yang Terabaikan

Avatar photo
Reading Time: 2 minutes

Seberapa peduli dan mengetahui kamu dengan kalender tahun hijriah yang selalu disebut sebagai kalendernya agama Islam?

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 36)

Adapun pembahasan kali ini berkenaan dengan bulan-bulan haram; Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram lalu yang terakhir adalah Rajab.

“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

Aku yakin kamu termasuk bagian dari orang-orang yang kurang aktif memanfaakan kalender hijriah daripada kalender masehi. Beberapa ada yang berpendapat bahwa Islam hanya menganggap kalender hijriah sebagai mutlak kalender Islam, dan mengabaikan kelender masehi sebagai kalendernya non muslim. Sebenarnya tidak sedangkal itu pemahamannya. InsyaAllah aku akan berbagi informasi itu tulisan selanjutnya. Kali ini mari kita fokus kepada bulan haram terakhir yaitu Rajab.

Kata haram sendiri bukan dimaknai dari sudut pandang hukum makanan yang bersanding dengan kata halal. Tetapi yang dimaksud dengan kata haram disini adalah terlarang atau suci (kbbi). Seperti istilah tanah haram yang berarti tanah terlarang untuk perang.

Sudah tiga bulan haram kita lewati, sebagaimana yang telah disebut pada hadits di atas. Dan kini kita sampai pada bulan Rajab sebagai bulan haram terakhir. Lalu apa respon kita terhadap bulan ini?

Pertanyaan bagus, pertanyaan kita terjawab pada penggalan ayat berikut janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu” (QS. At-Taubah: 36)

Iya, jangan buat diri kamu celaka di bulan ini. Dimana 1 kesalahan yang berakibat dosa akan Allah dilipatgandakan balasan keburukannya. Tapi uniknya, Allah juga akan melipatgandakan pahala dari kebaikan yang kita lakukan.

Terus mungkin kamu berpikir bagaimana dengan bulan-bulan selain yang empat bulan haram? Berarti kalau mau buat dosa diluar empat bulan haram dong? Wahwahwah~ Hati-hati dengan gaya berpikirmu itu ya. Tidak dilipatgandakan bukan berarti lebih baik, hadirnya empat bulan haram berfungsi mengisi daya iman agar di bulan-bulan selanjutnya diri kita tetap terjaga.

Dan juga tidak kalah penting ialah agar meningkatkan kepekaan kita dalam menilai aktivitas kita sehari-harinya.

Apakah kamu masih bisa menilai benar dan salah dari setiap aktivitas yang kamu jalani?

Semoga bisa.

Karena jika tidak, bisa jadi kamu sudah masuk kedalam orang-orang yang Allah kunci hatinya “Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat.” (QS. Al-Baqarah: 7)

Teruntuk kita yang masih diberi kepekaan hati oleh Allah untuk dapat membedakan mana yang benar dan yang salah, jangan menyerah untuk menjadi baik. Allah Maha Pengampun atas semua dosa, selagi kamu masih hidup maka kesempatan itu masih terbuka.

“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.”” (QS. Al-Munafiqun: 10)

#Day22 #CeritaRunnerLPC