Walau Kini Telah Menjadi Debu

Avatar photo
Reading Time: < 1 minute

Melihat dirimu yang masih berseri dalam tiap senyum yang kini hanya bisa aku lihat dari jauh, sungguh tak ada lagi angan dalam dekap amarah dan tangis air mata yang terbuang pada waktu. Walau kini kita telah menjadi debu-debu, kau beri aku keyakinan bahwa tak ada penyesalan akan waktu-waktu kita dahulu.

Canda tawamu yang masih sama seperti dulu, walau aku tahu pasti bawa itu bukan tentang aku, hati mana yang tak luluh dipandang wajah indahmu itu. Biar aku saja yang menderita, dalam rasa yang pernah dirajut dengan benang paling halus, pilihan warna yang paling indah, minyak wangi paling harum, kini telah hangus menjadi debu.

Disisa hariku, kini kesendirian menjadi kesunyian, kebersamaan menjadi keterasingan, matahari menjadi bulan purnama, bintang menjadi dedaunan dan tanah menjadi penyubur semuanya.

Disisa nafasku, tak akan ada lagi sajak mesra tentangmu, lirik lagu yang apa-apa mengingatkan pada masa lalu, masalah masa depan yang menghantuiku, akan benar-benar telah berlalu cinta yang tak mampu aku definisikan.

Biarkan aku mati ditelan rasa rindu.


Sambirejo Timur, 1445 H 

Nawirul Haqqi

Baca juga: Aku Mau